Suarapapuanews, Jakarta– Jalan Trans Papua terus dikebut agar dapat selesai tepat waktu. Jalan ini adalah infrastruktur yang sangat penting bagi masyarakat Papua yang diharapkan dapat menunjang mobilitas barang dan jasa, khususnya berbagai kebutuhan dasar.
Papua adalah wilayah yang potensial untuk pariwisata dan memiliki banyak tempat favorit para turis asing, misalnya puncak Gunung Jayawijaya dan Raja Ampat. Namun ada satu tantangan ketika mengunjungi Bumi Cendrawasih yakni masalah transportasi. Akses jalannya belum sebagus di Pulau Jawa sehingga para turis harus bersabar.
Untuk menyemarakkan pariwisata di Papua sekaligus memudahkan transportasi masyarakat maka pemerintah membuat Jalan Trans Papua. Jalan ini akan menghubungkan antara Papua dengan Papua Barat, dan tidak hanya berupa jalan besar tetapi juga jalan ke distrik-distrik yang belum tersentuh pembangunan dengan optimal. Masyarakat Papua menyambut baik jalan ini karena memudahkan akses ke wilayah lain.
Endra S Atmawidjaja, Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menyatakan bahwa Jalan Trans Papua akan tersambung 100% dan ditargetkan selesai pada tahun 2024. Kurang 183 kilometer lagi maka jalan ini akan jadi sempurna, dan menjadi jalan trans terpanjang se-Papua karena total panjangnya 3.462 kilometer.
Endra melanjutkan, jalan yang belum selesai adalah koridor Jayapura-Oksibil, tepatnya di Ruas Keerom-Batom. Sementara itu, prioritas pembangunan Jalan Trans Papua adalah Ruas Jayapura-Wamena sebagai koridor logistik wilayah pegunungan, dan Koridor Manokwari-Mameh-Windesi-Kampung Muri-Kwatisore-Batas Papua.
Jalan Trans Papua wajib segera diselesaikan agar mempermudah mobilitas rakyat Papua. Kondisi geografis Papua yang unik, ada pegunungan, bukit, dan hutan, agak menyulitkan pergerakan kendaraan. Jika ada jalan raya yang representatif maka masyarakat bisa melewatinya dan mempersingkat waktu tempuh.
Andi Ashari, Kepala Badan Persatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Nduga, menyatakan bahwa masyarakat Nduga amat senang dengan adanya Jalan Trans Papua. Penyebabnya karena mempersingkat perjalanan. Jika dulu dari Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, ke Wamena, Jayawijaya, butuh waktu minimal sehari. Namun setelah ada Jalan Trans Papua maka hanya butuh 4 jam.
Efesiensi waktu yang seperti ini yang diharapkan oleh pemerintah. Dengan adanya Jalan Trans Papua maka terbukti perjalanan akan lebih singkat dan tidak lagi merepotkan warga Papua. Mereka bisa lebih hemat waktu, tenaga, dan juga ongkos perjalanan, berkat Jalan Trans Papua. Jika ada waktu yang tersisa berkat perjalanan yang lebih cepat, maka mereka akan lebih produktif.
Jika ada efisiensi waktu tempuh maka juga menguntungkan bagi warga Papua, terutama ketika keadaan darurat. Misalnya saat ada ibu-ibu yang akan melahirkan, ia bisa memperoleh pertolongan bidan dengan cepat, karena perjalanannya lewat Jalan Trans Papua. Dengan begitu maka akan menekan angka kematian ibu dan bayi.
Selain itu, ketika ada warga yang butuh pertolongan kesehatan, maka ia bisa langsung dilarikan dengan kendaraan yang dilewatkan Jalan Trans Papua. Ia bisa langsung diobati ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat dan sehat kembali.
Jalan Trans Papua juga akan menggeliatkan perekonomian di Bumi Cendrawasih. Penyebabnya karena akan ada akses jalan yang lebih mudah sampai ke pelosok, bahkan sampai ke perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini. Jika akses jalan lebih mudah maka perekonomian warga juga naik, karena memudahkan mereka untuk belanja bahan baku dan mengantar barang dagangan.
Dulu ketika belum ada Jalan Trans Papua, maka warga yang bermukim di tempat terpencil mau tak mau harus naik pesawat terbang. Ongkosnya sangat tinggi karena harga avtur juga lebih mahal daripada BBM jenis Premium. Namun jika perjalanan lewat darat maka akan lebih murah biayanya. Masyarakatlah yang akan diuntungkan.
Jika Jalan Trans Papua selesai 100% akan menaikkan kunjungan wisatawan, terutama turis asing, ke Bumi Cendrawasih. Mereka akan senang datang ke Papua karena akses jalannya lebih mudah dan lebih murah karena bisa jalur darat. Ketika banyak kunjungan turis maka bermanfaat bagi devisa negara dan menambah pendapatan Pemerintah Daerah Papua dan Papua Barat.
Seluruh warga Papua mendukung penuh kelanjutan pembangunan Jalan Trans Papua, karena banyak manfaatnya. Selain dari segi ekonomi maka bermanfaat juga dari segi pemerataan pembangunan. Jika akses jalan ke daerah pelosok Papua lebih mudah, maka akan lebih mudah untuk membuat infrastruktur dan fasilitas baru bagi rakyatnya. Dengan begitu maka Papua akan lebih maju.
Pemerintah terus mengebut pembangunan Jalan Trans Papua agar lekas selesai. Jalan Trans Papua juga bermanfaat dari segi pariwisata dan akan menambah devisa negara. Keberadaan jalan Trans Papua juga diharapkan menguatkan kehadiran negara di tengah masyarakat, dalam rangka memeratakan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta
(RM/AA)