Suarapapuanews, Jakarta– Banyak anggota eks Khilafatul Muslimin yang bertobat dan berikrar setia ke NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan Pancasila. Dengan adanya ikrar setia tersebut diharapkan dapat menginspirasi anggota kelompok lain untuk melakukan hal serupa, sehingga dapat bersinergi mencegah radikalisme.
Pawai sambil membagikan brosur yang dilakukan oleh anggota Khilafatul Muslimin, membuka mata masyarakat bahwa ada ormas radikal yang terang-terangan pro khalifah. Setelah video rekaman pawai tersebut viral, pihak keamanan melakukan penyelidikan terhadap ormas tersebut dan langsung masuk dalam daftar blacklist. Pemimpinnya (Abdul Qadir Baradja) juga langsung ditangkap oleh Densus 88 Antiteror.
Setelah penangkapan Baradja maka diadakan penelusuran lagi dan ternyata Khilafatul Muslimin sudah memiliki banyak cabang di Indonesia, walau ada yang kantor cabangnya tidak aktif. Hal ini menjadi peringatan keras karena diam-diam ormas radikal menyebar dan wajib untuk diberantas.
Khilafatul Muslimin merupakan ormas terlarang dan syukurlah sekarang sudah banyak anggotanya yang bertobat. Sebanyak 4 Anggota Khilafatul Muslimin di Singkawang, Kalimantan Barat, membaca ikrar setia kepada NKRI dan Pancasila. Dengan ikrar ini maka secara resmi mereka keluar dari Khilafatul Muslimin.
Setelah berikrar, para mantan anggota ormas tersebut mengaku akan membantu pemerintah dalam memberantas radikalisme dan ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini tentu amat baik karena mereka bertobat, mengakui kesalahannya, dan ikut dalam memberantas radikalisme. Ajaran tersebut memang harus dihapuskan karena bisa menghancurkan perdamaian di Indonesia.
Salah satu mantan anggota yang berikrar, mengaku bahwa dirinya ditemui oleh pimpinan Khilafatul Muslimin (Abdul Qadir Baradja). Ia merasa biasa saja karena tidak tahu (bahwa Baradja adalah ketua ormas terlarang). Dalam artian, Baradja cs terbukti mengelabui banyak orang untuk direkrut ke dalam kelompoknya, dan membohongi masyarakat.
Baradja memang sudah dibui tetapi bukan berarti aparat menghentikan penelusuran mengenai Khilafatul Muslimin. Jangan sampai ada anak buahnya yang malah menyebarkan radikalisme, karena ormas ini ternyata memiliki banyak cabang (yang berarti ada banyak pengurusnya). Radikalisme harus diberantas dan pemurnian anggota Khilafatul Muslimin menjadi WNI yang anti-radikal serta setia pada NKRI wajib dilakukan terus-menerus.
Di Sukabumi, para anggota Khilafatul Muslimin beserta pemimpin cabangnya, juga berikrar setia kepada NKRI dan Pancasila. Deklarasi tersebut dipimpin oleh Ketua Khilafatul Muslimin Cabang Sukabumi, Ustaz Tedja Mukti. Acara tersebut disaksikan oleh Kapolres Sukabumi, AKBP Dedy Darmawansyah, perwakilan dari Kementerian Agama, para alim ulama, dan beberapa pejabat.
Kapolres Sukabumi, AKBP Dedy Darmawansyah menyatakan syukur atas kembalinya anggota Khilafatul Muslimin dan Ketua Cabangnya. Hal ini akan merubah pendidikan yang berujung kebangsaan Indonesia dan Pancasila. Ia juga memantau apakah kegiatan kebangsaannya dilaksanakan atau tidak.
Ustaz Tedja merupakan pengurus Ponpes (Pondok Pesantren) Cibuni, Sukabumi. Jika ia menyatakan ikrar setia pada NKRI dan Pancasila, maka otomatis santri-santri dan pengurus lainnya juga setia. Pihaknya tidak mau lagi terlibat radikalisme dan mengajarkannya di Ponpes tersebut.
Jika ada Ponpes yang ketahuan menyebarkan radikalisme tentu berbahaya. Namun masyarakat bersyukur karena pengurusnya menyatakan setia pada NKRI dan Pancasila, dan sadar bahwa radikalisme itu salah. Akan ada kegiatan kebangsaan yang memompa semangat nasionalisme di sana, sebagai bukti bahwa ia benar-benar setia kepada Indonesia dan bertobat dari radikalisme.
Memang belum dijelaskan seperti apa kegiatan kebangsaan yang akan dilaksanakan di Ponpes Cibuni. Namun janji seorang pengurus Ponpes diharap bisa dipegang. Bukan hanya karena pondoknya dalam pemantauan, tetapi karena dari hatinya yang terdalam, sudah meninggalkan radikalisme dan terorisme. Ia juga mengajak anggota lain dan semua yang ada di Ponpes untuk setia kepada NKRI.
Dedy Darmawansyah melanjutkan, masyarakat jangan terprovokasi oleh berita yang belum jelas kebenarannya. Dalam artian, jangan ada warga yang termakn hoax lalu menuduh aparat yang tidak-tidak. Padahal pemimpin Khilafatul Muslimin Cabang sukabumi sendiri yang murni ingin berikrar kepada NKRI dan Pancasila. Ia tidak dipaksa sama sekali.
Jika ada banyak anggota Khilafatul Muslimin yang berikrar setia ke Pancasila dan NKRI maka amat bagus karena mereka sadar bahwa selama ini telah tersesat, dan tertipu oleh ucapan pengurus ormas radikal tersebut. Tidak ada gunanya jadi anggota ormas radikal. Mereka ingin kembali ke pelukan ibu pertiwi dan menunjukkan kesetiaannya, dengan belajar lagi mengenai nasionalisme dan kebangsaan.
Ikrar setia dari para anggota Khilafatul Muslimin menandakan bahwa mereka keluar dari ormas radikal tersebut. Diharap lebih banyak lagi anggota yang bertobat dan turut berikrar, agar hidupnya lebih tenang. Mereka sadar bahwa radikalisme dan terorisme itu salah besar, karena bisa menggerogoti negara dari dalam. Radikalisme sangat terlarang sehingga ormas radikal harus ditinggalkan.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(AF/AA)