Suarapapuanews, Jakarta– Pemerintah terus menggencarkan vaksinasi di tengah lonjakan kasus Covid-19 dalam rangka meningkatkan imunitas masyarakat baik dari penularan Covid-19 maupun efek fatal virus tersebut. Masyarakat pun diimbau untuk tidak ragu melakukan vaksinasi lengkap maupun booster karena vaksin yang disediakan aman dan halal sesuai yang dinyatakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketika awal program vaksinasi nasional diberlakukan pada awal 2021, masyarakat antusias mengantri di Puskesmas untuk mendapatkan suntikan. Namun setelah lebih dari setahun program ini berjalan, masih ada yang belum vaksin sama sekali. Alasannya karena takut, padahal vaksin Corona di Indonesia sudah halal yang tersertifikasi dari MUI dan memiliki izin BPOM, dan tidak ada efek sampingnya. Masyarakat perlu mendapatkan sosialisasi lagi tentang manfaat vaksin untuk mencegah lonjakan kasus Corona di Indonesia.
Per 1 Juli 2022 ada lebih dari 2.000 pasien Corona, padahal per tanggal 1 Juni 2022 pasiennya hanya 304 orang. Kenaikan kasus Corona jelas mengkhawatirkan karena Indonesia sedang bersiap memasuki masa endemi. Pandemi wajib diakhiri dan jumlah pasien Covid-19 harus ditekan, dan caranya dengan kembali menggencarkan vaksinasi dari Sabang sampai Merauke.
Vaksinasi massal terus diadakan di berbagai daerah, salah satunya di Banyuasin, Sumatera Selatan. Bupati Banyuasin H. Askolani menyatakan bahwa vaksinasi massal dilakukan di seantero Banyuasin. Bahkan vaksinasi diadakan juga di malam hari. Tujuannya untuk mencapai target minimal 70% warga sudah divaksin.
H. Askolani menambahkan, dengan upaya vaksinasi massal maka masyarakat akan lebih sehat, aman, dan aktif. Dalam artian, ketika sudah divaksin maka warga Banyuasin akan sehat dan bebas Corona. Tentu dengan catatan mereka tetap menaati protokol kesehatan.
Upaya Pemerintah Daerah Banyuasin untuk mencegah lonjakan kasus Corona dengan vaksinasi massal, perlu ditiru oleh daerah-daerah lain. Untuk mencapai cakupan vaksinasi 100% maka perlu ada kerja sama, antara Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan, dan pihak-pihak terkait.
Vaksinasi massal akan lebih menarik masyarakat jika mereka ditawari hadiah. Misalnya para peserta vaksinasi akan mendapatkan susu gratis, paket sembako, voucher belanja, atau doorprize menarik lain. Panitia vaksinasi massal bisa bekerja sama dengan beberapa sponsor sebagai penyuplai hadiah, sehingga tidak memberatkan anggaran.
Sementara itu, Pemerintah Daerah Buleleng, Bali, membuat program Pahlawan Lansia Semangat Dapat Vaksinasi Lengkap. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Buleleng, Suwarmawan, menyatakan bahwa program ini untuk melindungi lansia (lanjut usia). Faktanya, banyak lansia yang belum divaksin karena takut atau tidak tahu bahwa vaksinasi itu wajib. Padahal lansia amat rawan karena imunitasnya lebih rendah dan rata-rata memiliki komorbid (penyakit bawaan) sehingga wajib divaksin.
Suwarmawan melanjutkan, program Pahlawan Lansia Semangat akan menaikkan cakupan vaksinasi karena jika ada 1 lansia yang menjadi pahlawan, teman-temannya akan mau divaksin. Di Buleleng dan sekitarnya, cara ini cukup berhasil untuk merayu banyak lansia. Dengan begitu maka cakupan vaksinasi akan bertambah.
Vaksinasi memang perlu digencarkan lagi di seluruh Indonesia untuk mencegah lonjakan kasus Corona. Jika minimal 70% warga sudah divaksin maka akan terbentuk kekebalan kelompok. Kekebalan ini akan menurunkan jumlah pasien Corona dan mempercepat berakhirnya pandemi.
Untuk menggencarkan vaksinasi maka Pemerintah Daerah wajib berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan, Tim Satgas Covid-19, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak lain. Mereka bekerja sama agar vaksinasi massal terus dilakukan, tujuannya agar menaikkan cakupan vaksinasi. Makin banyak yang sudah vaksin maka makin bagus karena mempercepat herd immunity dan mengurangi kenaikan kasus Corona di Indonesia.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(AP/AA)