Suarapapuanews, Jakarta– Paling sedikit ahli Purbakala XV M Italia Giovanni dan Thomas Raffles Inggris yang berpendapat bahwa Queen of Sheba, atau Ratu Saba dari Ethiopia, pada II M ke Indonesia.
Sheba ke Sipirok dulu. Batang Sipirok mengandung deposit emas. Jejak Ratu Saba di Tapanuli pada toponim kelurahan di Tapanuli Utara yang umumnya nama2 disitu mengandung imbuhan Saba.
Di Jambi dan Sumbar terdapat toponim Muara/o Saba. Nomenclatur Perdana Menteri Pagaruyung Datu Perpatih nan Saba-tang. Ada pula legenda Minang Saba’i nan Aluih.
Di Sumatera bagian Selatan jejak Saba pada makam Sabo Kingking, pengikut Saba. Dan dua prasasti Kedukan Bukit dan Koto Kapur. Kedua prasasti tak terkait power system, tapi tentang kejadian semesta alam, itu Kedukan Bukit, dan hablum minanaas, relasi antar manusia, itu Koto Kapur. Bedakan Ratu Saba dengan Ratu Balkis kerajaan Saba VII SM.
Seandainya perjalanan Giovanni abad XV M di Jawa tak berakhir sampai Cirebon dan dia ke selatan, tentu dia akan jumpai jejak Sheba di Cipari, Kuningan.
Situs Cipari berupa taman pelbagai bangsa. Bangunan Peru a.l paquita uchicus Incanan. Makam wanita. Sebuah batu besar di ketinggian berhias relief, photo atas. Tekstur relief itu Queen of Sheba bertopi. Di hari tuanya Sheba bertopi.
Ini semua tak tercatat dalam sejarah Indonesia.
Kya aaph jantehe? Tahukah anda bahwa orientasi kajian sejarah Indonesia harus India. Hatta Islam mereka bilang dari Gujarat India. Padahal komunitas India non muslim pertama masuk Indonesia di Medan Deli baru tahun 1873 M. Sedang muslimin India, orang Koja, disini sejak XI M.
Yeh patlul ka Hindustani
Firbidil ke Andunisi
Sepatuku dari India
Tapi aku orang Indonesia.
(RS/AA)