Suarapapuanews, Jakarta– Rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina perlu mendapat apresiasi dari segenap pihak. Kunjungan tersebut diharapkan dapat mendorong terjadinya dialog dan perdamaian antara kedua belah pihak.
Terjadinya konflik antara Rusia dengan Ukraina yang bahkan sampai saat ini masih belum selesai dan kian hari terus memanas hingga berakibat pada beberapa hal, utamanya menjadikan stabilitas global terguncang, membuat Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara Indonesia ikut turun tangan.
Sebagaimana tercantum dalam konstitusi dan sudah menjadi cita-cita luhur para pendiri Bangsa, Indonesia sendiri dikenal sebagai sebuah negara yang sangat cinta akan perdamaian dan akan terus mengupayakan adanya perdamaian dunia. Maka dari itu Presiden akan langsung berkunjung ke Rusia-Ukraina salah satunya demi bisa segera mencari solusi atas konflik yang terjadi.
Kunjungan yang dilakukan oleh Presiden RI ke-7 tersebut kemudian mendapatkan apresiasi besar dari Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid. Dirinya menyatakan bahwa kunjungan tersebut merupakan sebuah langkah yang sangatlah tepat dan sebagai bukti nyata bahwa Indonesia sendiri memang negara yang akan selalu peduli pada isu kemanusiaan dan juga akan terus mendorong perdamaian.
Selain itu, kapasitas Indonesia di ranah Internasional sendiri bukan main-main karena lantaran kunjungan yang dilakukan itu sebagaimana kapasitas sebagai Presiden G20 dan juga anggota The Champion Group of The United Nations serta Global Crisis Response Group (GCRG).
Lebih lanjut, ternyata kunjungan yang dilakukan Jokowi ke Rusia-Ukraina sendiri bukanlah merupakan tindakan yang tiba-tiba tanpa adanya perencanaan yang matang. Pasalnya sebelumnya sudah diadakan terlebih dahulu rapat kerja bersama dengan Komisi I DPR RI dan beserta Menteri Luar Negeri, yang mana hasil rapat tersebut menyatakan kalau memang harus segera ada pihak Kemenlu yang melakukan diplomasi bahkan secara intensif demi bisa mencarikan solusi atas konflik yang sedang terjadi diantara kedua negara tersebut.
Maka dari itu Meutya yang juga merupakan salah satu politisi Partai Golkar ini menyatakan bahwa tindakan yang diambil oleh Presiden Jokowi merupakan bentuk sinergitas yang dilakukan oleh Pemerintah dengan pihak Parlemen dalam menentukan posisi Indonesia dalam rangka diplomasi global. Tidak hanya itu, namun dirinya menilai bahwa meski di masa serba sulit seperti sekarang ini, Indonesia mampu menunjukkan di mata dunia bagaimana cerminan dari berlakunya politik luar negeri yang bebas aktif.
Ketua Komisi I DPR tersebut juga menegaskan bahwa posisi dasar yang dimiliki oleh Indonesia saat ini sangatlah jelas, yakni merupakan sebuah negara yang akan terus mengedepankan dialog serta perundingan untuk penyelesaian sebuah permasalahan daripada harus menggunakan jalan militer dan juga berperang.
Di sisi lain, salah seorang Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah mengaku bahwa ternyata tindakan nyata yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, yakni mengunjungi langsung Rusia dan Ukraina merupakan tindakan yang di luar perkiraan banyak pihak karena risikonya yang cukup tinggi akan tetapi memang sudah sangat sesuai dengan tujuan mulia dari didirikannya NKRI yang memang memiliki tujuan untuk ikut serta menjaga perdamaian dunia sehingga menjadi sebuah tindakan yang sangatlah positif.
Kemudian Rezasyah juga menuturkan bahwa terdapat sinyal kuat yang ingin ditunjukkan oleh Pemerintah RI kalau memang sama sekali Indonesia merupakan negara yang terbebas dari dikte oleh pihak manapun meski di dalam situasi yang serba pelik seperti sekarang ini. Sehingga sudah jelas bahwa kunjungan yang dilakukan ini merupakan hal yang luar biasa lantaran sudah sejak dulu Indonesia sendiri terus memegang teguh Gerakan Non Blok.
Sikap yang ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo merupakan hal yang sudah jelas dan tegas, yakni posisi Indonesia adalah sebuah negara yang menjunjung tinggi kenetralan, kemandirian, serta memiliki wibawa sendiri, yang mana akan selalu mendorong terus terjadinya perdamaian sekecil apapun di tingkat dunia karena memang konflik atau peperangan bukanlah sebuah solusi, melainkan justru akan berdampak buruk pada berbagai hal lain.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers
(AD/AA)