Suarapapuanews, Jakarta– Senada dengan Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi yang mengingatkan potensi rumah ibadah untuk ditunggangi oleh kelompok radikalisme, ekstremisme, dan terorisme, penulis berpendapat bahwa potensi tersebut dapat terjadi karena secara normatif kegiatan keagamaan memang terpusat dirumah ibadah.
Namun, menurut penulis, potensi penyebaran tersebut bisa terjadi dirumah ibadah agama mana saja. Hal tersebut disebabkan oleh polarisasi radikalisme dan ekstremisme ada di semua agama dan kelompok dengan paham tersebut ingin menguasai pusat aktivitas masyarakat dari tempat ibadah.
Penulis menyetujui dan memuji upaya pemerintah yang telah merangkul tokoh-tokoh agama dan mensterilkan rumah ibadah dari kelompok radikal untuk menanggulangi penyebaran radikalisme dan ekstremisme yang mengatasnamakan agama.
Salah satu contoh upaya yang dilakukan untuk mencegah radikalisme di kalangan masyarakat, Polres Ngawi juga melakukan blusukan ke tempat ibadah serta melakukan baksos religi. Seperti yang dikatakan Kapolres Ngawi, AKBP I Wayan Winaya, bahwa saat bangkit dari pandemi Covid-19, jangan sampai benih-benih radikalisme dan intoleransi tumbuh di Ngawi.
Penulis juga mendapati bahwa Polres Ngawi melakukan kegiatan bakti sosial seperti membersihkan lingkungan rumah ibadah, ramah tamah serta pemberian bantuan sarana prasarana. Seperti alat ibadah, material bangunan dan alat kebersihan serta paket bahan makanan. Hal yang dilakukan Polres Ngawi tersebut bisa mengurangi penyebaran radikalisme karena dengan melakukan blusukan dan bakti sosial, akan mencegah masuknya radikalisme di lingkungan ibadah.
Dari sudut pandang penulis, upaya yang dilakukan Polres Ngawi tersebut dapat diterapkan diseluruh wilayah Indonesia. Hal itu guna meminimalisir pergerakan kelompok-kelompok radikal untuk memasuki tempat-tempat ibadah untuk menghasut masyarakat dengan paham radikal dan ekstremis. Begitu juga masyarakat akan sadar betapa berbahayanya kelompok-kelompok radikal tersebut terhadap keutuhan dan keamanan negara kita.
Oleh karena itu, perjuangan untuk mencegah radikalisme di tempat ibadah ini tidak boleh berhenti. Harapannya bukan hanya agar masyarakat sadar, namun agar kelompok-kelompok radikal yang ada segera hilang dari bangsa ini.
*Penulis adalah kontributor Bunda Mulia Institute
(RG/AA)