Suarapapuanews, Jakarta– Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) tahun 2022 di Bali, akan menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya di mata dunia. Indonesia terpilih untuk memegang Keketuaan atau Presidensi G20 mulai dari 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 menggantikan Italia.
G20 adalah sebuah forum multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Negara anggota G20 memiliki posisi yang strategis di dalam menentukan masa depan pertumbuhan ekonomi dunia.
Untuk diketahui, pertemuan G20 dimulai tahun 1999 sebagai pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Pertemuan ini lahir dari kekecewaan komunitas internasional terhadap permasalahan perekonomian global yang dihadapi saat itu dan membahas respon terhadap krisis keuangan global 1997-1999. Kemudian Pertemuan G20 ini menjadi semakin intens dilaksanakan dengan KTT tahunan yang diikuti oleh masing-masing Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan dari negara anggota.
Selama masa kepemimpinannya, Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” atau “Pulih Bersama, Menjadi Lebih Kuat Bersama”. Presidensi G20 Indonesia mendorong upaya bersama untuk pulih serta tumbuh lebih kuat akibat Pandemi Covid-19 bagi negara anggota G20 dan juga dunia.
Staf Khusus untuk Penguatan Program-Program Prioritas Kementrian Luar Negeri dan Co-Sherpa G20 Indonesia, Dian Triansyah Djani mengatakan bahwa Indonesia berperan menciptakan kebijakan yang berkontribusi pada tata kelola dunia melalui Presidensi G20. Dian menambahkan dengan menjadi Presidensi G20, Indonesia berkesempatan menjadi bagian dari solusi permasalahan dunia, serta memberikan kesempatan untuk menunjukkan kebudayaan dan kemajuan ekonomi Indonesia.
Tema “Recover Together, Recover Stronger” yang diusung Indonesia sebagai Presidensi G20 adalah bentuk kontribusi Indonesia kepada dunia. Tema ini dipilih oleh Indonesia menimbang dunia yang masih dalam tekanan akibat pandemi Covid-19 memerlukan suatu upaya bersama dan inklusif dalam mencari jalan keluar atau solusi pemulihan dunia.
Presidensi Indonesia dalam rangka mencapai target pemulihan dunia pasca pandemi Covid-19 memiliki fokus sektor prioritas. Sektor prioritas pertama adalah penguatan arsitektur kesehatan global. Penguatan arsitektur kesehatan global selain untuk menanggulangi pandemi Covid-19, berguna juga sebagai persiapan untuk menghadapi kemungkinan munculnya krisis kesehatan lain di masa mendatang.
Kemudian, Indonesia juga mendorong terlaksananya transformasi digital. Hal ini karena peningkatan kemampuan digital dan literasi digital dapat menjadi salah satu solusi utama dalam menggerakkan perekonomian di masa pandemi. Selanjutnya untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan dan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim secara global, Presidensi Indonesia mendorong terjadinya transisi energi menuju energi baru dan terbarukan. Dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan, semoga segera tercipta transisi energi yang berguna bagi seluruh Anggota G20 pada khususnya, dan masyarakat dunia pada umumnya.
Sektor prioritas yang diusung Indonesia selama masa kepemimpinannya di G20 adalah bentuk peran aktif Indonesia pada tata kelola kemakmuran dunia. Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Semoga dengan kepercayaan yang diemban Indonesia selama setahun ini bisa memberikan dampak positif kepada kepentingan Rakyat Indonesia kini dan nanti.
)* Penulis adalah Kontributor untuk Pertiwi Institute
(SJ/AA)