Jakarta, suarapapuanews– Ketua Senat Universitas Pancasila Nehemia Pardede mengatakan mahasiswa harus dapat menjadi pionir dalam membendung paham radikalisme yang tidak sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila. Mahasiswa sebagai generasi muda harus dapat membentengi bangsa ini agar tidak terpengaruh oleh paham – paham radikal yang datang dari luar.
Hal tersebut terungkap saat Nehemia Pardede melakukan dialog secara daring dalam program Dialog Kebangsaan.
Nehemia mengakui sebagai seorang mahasiswa kita harus belajar dan ketika dalam proses belajar ini, kita banyak mencari tahu, Sehingga sebagai orang muda diibaratkan mahasiswa seperti sebuah gelas yang baru setengah terisi dan masih ada setengah lagi yang perlu diisi. Disitulah mahasiswa mencari jati dirinya, jadi dengan sedang mencari jati dirinya sendiri mahasiswa ada yang salah arah. Oleh sebab itulah mahasiswa dapat tersusupi oleh paham – paham yang tidak bisa dikontrol termasuk paham radikalisme.
Sepakat jika mahasiswa sebagai pionir bendung radikalisme. Jadi untuk membendung paham – paham radikalisme itu menjadi tugas mahasiswa seperti yang tertulis dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga tentang pengabdian terhadap masyarakat, ujar Nehemia.
Peran mahasiswa sebagai agen perubahan, pionir dan sosial kontrol sangat penting dalam menciptakan hal – hal baik kepada masyarakat termasuk membendung hal – hal Radikal, jelas Ketua Senat Universitas Pancasila.
Mahasiswa harus dapat mefiltrasi dirinya dan mencari dasar dari apa yang dibaca serta dilihat. Dua hal tersebut sangat penting agar mahasiswa tidak terpengaruh ataupun tersusupi oleh paham radikal yang secara sengaja disebarkan. Mahasiswa Indonesia harus toleran terhadap sesama mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras, tutup Nehemia.
(CA/AA)