Jakarta, suarapapuanews– Pandemi Corona di Indonesia makin terkendali dan jumlah pasien terus menurun. Kondisi ini membuktikan kesuksesan Pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi dampak pandemi sejak awal tahun 2020.
Pandemi Covid-19 telah berjalan selama lebih dari 2 tahun. Di masa awal pandemi virus Corona, semua jadi panik dan memborong masker. Apalagi ketika ada imbauan untuk di rumah saja, banyak yang takut keluar rumah. Namun demikian, situasi mulai membaik dan vaksin telah ditemukan, serta jumlah pasien Corona tahun 2022 tidak sebanyak di tahun 2021 dan 2020.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa kondisi pandemi makin terkendali. Data dari Kementerian Kesehatan memaparkan bahwa ada 3 poin penilaian yang menunjukkan di Indonesia makin aman. Pertama jumlah pasien yang makin sedikit, kedua keterisian kamar di Rumah Sakit, dan ketiga angka kematian.
Jumlah pasien Covid-19 di Indonesia per 1 Juni 2022 berkisar diangka 300-an per hari. Sedangkan tingkat keterisian kamar di Rumah Sakit ada 889 orang, turun 8,74% dari minggu sebelumnya. Angka kematian masih mengkhawatirkan karena berkisar 25% sehingga harus berhati-hati. Meski yang meninggal kebanyakan adalah yang punya komorbid dan belum divaksin tetapi yang tidak ada komorbid juga wajib waspada agar tidak kena Corona.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Satgas Penanganan Corona Prof Wiku Adisasmito menyatakan bahwa pandemi di Indonesia sudah tidak dalam kondisi darurat dan akan terus melandai. Indonesia siap bertransformasi menuju masa endemi. Dalam artian, endemi adalah keadaan di mana ada suatu penyakit tetapi terbatas di satu daerah. Corona akan jadi endemi dan lebih bisa dikendalikan.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyatakan bahwa jika keadaan dalam 3 bulan terakhir terus membaik maka akan masuk ke fase endemi. Namun jika status berubah dari pandemi jadi endemi, kasus Corona akan tetap ada. Oleh karena itu jangan lalai dan menganggap virus Covid-19 menghilang setelah status pandemi juga berakhir.
Dalam proses transformasi dari masa pandemi ke endemi maka masyarakat diminta untuk tetap waspada. Walau kasus Corona makin menurun tetapi jangan malah mengabaikan protokol kesehatan. Memang masyarakat boleh untuk melepas masker tetapi syaratnya ketika beraktivitas di ruang terbuka dan tidak ada banyak orang. Sementara saat di ruang tertutup masih harus pakai masker.
Apalagi jika masyarakat sakit batuk, pilek, atau menderita penyakit lainnya. Masker harus dipakai untuk melindungi diri dari virus dan bakteri lain yang bisa memperparah penyakit. Juga bisa melindungi orang lain dari penyakit yang sedang diderita. Belilah masker dalam jumlah lusinan untuk persediaan, walau harganya murah tetapi khasiatnya tinggi, untuk menjaga kesehatan Anda.
Taati juga protokol kesehatan lain seperti mencuci tangan atau memakai hand sanitizer, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas. Juga menjaga higienitas lingkungan dan juga badan, serta bergaya hidup sehat. Penyebabnya karena protokol kesehatan tak hanya ampuh dalam menangani Corona tetapi juga mencegah penularan penyakit lain yang berbahaya, seperti hepatitis misterius.
Menaati protokol kesehatan tidak susah karena masyarakat sudah terbiasa melakukannya selama 2 tahun ini. Oleh karena itu walau pandemi hampir berakhir dan jumlah pasien Corona menurun, masih harus tetap taat Prokes, demi kesehatan.
Pandemi Covid-19 sudah amat terkendali dan jumlah pasiennya terus menurun, begitu juga dengan keterisian kamar di Rumah Sakit yang makin sedikit. Namun demikian, masyarakat diimbau untuk selalu taat Prokes karena Covid-19 masih terus bermutasi.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute
(AP/AA)