Jakarta, suarapapuanews– Perekonomian Indonesia dinilai relatif stabil meski sempat terguncang akibat efek pandemi. Masyarakat patut mengapresiasi pemerintah karena berhasil memperbaiki perekonomian nasional, sehingga dapat keluar dari ancaman inflasi yang dapat menciptakan gejolak nasional.
Pandemi membuat segalanya berubah, mulai dari bidang kesehatan sampai ekonomi. Masyarakat lebih aware terhadap kesehatan dan imunitas tubuh. Sementara ada orang yang perekonomiannya kurang stabil, bahkan menurun drastis, karena diberhentikan oleh perusahaannya yang merugi. Kelesuan ekonomi tak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga sedunia.
Harapan pemulihan perekonomian nasional kembali naik setelah dua tahun lebih pandemi. Buktinya pada libur Lebaran 2022 lalu terjadi kenaikan sebanyak 7%, jauh lebih besar daripada di kuartal pertama tahun ini. Mall dan pusat perbelanjaan kembali dibuka dan tidak ada lagi pembatasan jumlah pengunjung, membuat perekonomian Indonesia mulai bergeliat.
International Monetary Fund (IMF) memuji Indonesia yang dinilai sukses dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional selama pandemi, melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Kebijakan moneter yang akomodatif terbukti mendorong kinerja kredit agar tetap bergerak di tengah ancaman stagnasi akibat krisis.
IMF juga memprediksi perekonomian Indonesia akan menguat tahun 2022-2023 dengan ditopang meningkatnya permintaan domestik dan dukungan dari kondisi komoditas global. Proyeksi ini sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa perbaikan ekonomi Indonesia terjadi tahun 2022 ini.
Langkah-langkah pemerintah untuk memperbaiki ekonomi nasional dimulai sejak awal pandemi. Ketika diumumkan status pandemi Covid-19 global oleh WHO (world health organziation) maka pemerintah tidak melakukan lockdown total. Masyarakat hanya diminta untuk tidak keluar rumah. Lockdown terbukti melumpuhkan perekonomian di beberapa negara karena mobilitas perdagangan dihentikan total.
Kedua, pemerintah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan berupa uang tunai. Masyarakat diminta untuk membelanjakannya agar roda perekonomian bergulir lagi. Penyebabnya karena jika pasar mati akibat jarang sekali masyarakat yang berbelanja, maka roda perekonomian juga ikut mati.
Bantuan sosial tidak hanya diberi ke masyarakat miskin tetapi juga untuk pekerja dan pengangguran. Khusus untuk pengangguran maka diberi program kartu prakerja yang tak hanya memberi bantuan uang senilai 2,4 juta rupiah. Namun juga kelas untuk pelatihan yang bisa dipilih sesuai minat. Jadi para pengangguran mendapatkan ilmu dan keterampilan sehingga mereka bisa merintis jadi wirausaha.
Dengan cara ini maka pemerintah tak hanya memberi ikan tetapi juga kailnya. Jika jumlah wirausaha naik maka pengangguran berkurang dan perekonomian ikut terkerek. Jumlah pengusaha memang terus ditambah agar terus membantu pemerintah mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Langkah pemerintah selanjutnya yang dipuji adalah program pemulihan ekonomi nasional. Proyek-proyek infrastruktur tetap digeber meski masih pandemi dan tidak mandeg total. Penyebabnya karena pemerintah yakin bahwa infrastruktur berpengaruh positif pada ekonomi. Ketika jalan tol dan jalan raya mulus maka pengiriman barang juga jadi mulus dan berpengaruh positif pada perekonomian negeri ini.
Bagusnya infrastruktur ternyata juga berpengaruh positif pada investasi karena para penanam modal asing mensyaratkan infrastruktur jika ingin masuk ke Indonesia. Infrastruktur yang dibangun pemerintah juga tidak hanya di Jawa tetapi juga luar Jawa. Sehingga investasi merata di seluruh Indonesia dan berpengaruh positif pada perekonomian Indonesia.
Perekonomian di Indonesia kini berangsur-angsur membaik dan daya beli masyarakat juga ikut naik. Semua ini karena kesuksesan program-program yang telah dicanangkan, sehingga diharapkan dapat terus mendapat dukungan seluruh elemen masyarakat.
)* penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(SF/AA)