Jakarta, suarapapuanews– Pemerintah kembali memberikan Bansos (bantuan sosial) kepada masyarakat yang membutuhkan. Bansos ini dinilai amat efektif karena terbukti mampu meringankan perekonomian rakyat.
Pandemi membuat masyarakat kalut karena kondisi keuangannya menipis. Para pegawai terpaksa menerima gaji hanya setengah karena keuangan perusahaan juga terdampak. Sementara para pedagang mengeluh jualannya sepi karena daya beli masyarakat yang menurun. Oleh karena itu pemerintah memberikan Bansos sejak awal pandemi hingga tahun 2022 ini.
Presiden Jokowi memberi Bansos ke 100 orang yang terdiri dari para pedagang pasar, pedagang kaki lima, dan masyarakat yang terdaftar dalam PKH (program keluarga harapan) pada 25 Mei 2022. Bantuan yang diberikan secara langsung di Pasar Kereneng, Denpasar, Bali, amat disambut masyarakat. Bantuan tak hanya berupa uang tunai tetapi juga tongkat, kursi roda, dan modal usaha untuk para penyandang disabilitas.
Wayan Sariadi, salah satu pedagang yang mendapat Bansos merasa gembira dan berterima kasih karena mendapat tambahan modal. Sementara Wayan Noviani, pedagang sembako, merasa sangat terbantu oleh Bansos yang diberi tersebut.
Kegembiraan para pedagang amat wajar karena mereka terseok-seok di masa pandemi. Ketika jualan sepi maka mustahil untuk menutup toko karena mereka tidak punya pekerjaan lain. Namun untuk mempertahankan toko tentu butuh modal, sehingga jika ada Bansos langsung digunakan untuk kulakan dan menambah variasi jualan mereka.
Bansos yang diberi pemerintah amat efektif karena uang yang digelontorkan berupa tambahan modal usaha. Berarti pemerintah memberi ‘kail’ bukan ‘ikan’, karena modal digunakan untuk keberlanjutan bisnis, bukan sekadar uang tunai yang bisa habis dalam hitungan hari. Jika yang diberi uang berlabel modal pasti akan diputar kembali dalam bentuk dagangan dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Para pedagang terutama UMKM (usaha kecil, mikro, dan menengah) memang amat diperhatikan dan selalu mendapat Bansos dari pemerintah. Penyebabnya karena merekalah tulang punggung perekonomian negara, karena 90% pengusaha di Indonesia ada di sektor kecil dan menengah. Jika UMKM sehat maka finansial negara juga sehat.
Jangan sampai pedagang kecil merugi karena jika kekurangan modal dan tak jualan mereka terancam kelaparan. Yang paling parah, bisa saja ada yang tergoda dengan rentenir sehingga hidupnya tercekik bunga yang amat besar. Oleh karena itu pedagang bersyukur ketika ada modal dari pemerintah sehingga tidak usah berhutang ke sana kemari.
Meski pandemi sudah mereda tetapi pedagang tetap mendapat Bansos. Penyebabnya karena sektor pariwisata di Bali belum 100% pulih. Meski penerbangan antar negara sudah dibuka tetapi para turis asing belum seramai seperti pada sebelum pandemi. Diharap dengan modal yang diberi pemerintah maka pedagang makin semangat berjualan, dan tetap melayani baik turis asing maupun lokal.
Bansos yang diberi oleh pemerintah juga amat bermanfaat karena tidak hanya diberikan pada masyarakat yang sehat tetapi juga kaum difabel. Para difabel mendapat tongkat dan kursi roda sehingga bisa bermobilitas dengan mandiri. Dengan bantuan tersebut maka difabel membuktikan bahwa mereka baik-baik saja walau bagian tubuhnya kurang lengkap.
Selain itu, para difabel juga diberi cash sebagai modal usaha. Dengan modal tersebut diharap difabel benar-benar mandiri sehingga bisa membuka bisnis sendiri. Walau memiliki kekurangan tetapi mereka menggunakan akal dan kreativitasnya sehingga bisa berjualan dan mendapatkan keuntungan yang halal.
Bansos yang diberikan pemerintah kepada para pedagang dan difabel amat berharga. Dengan adanya program tersebut, masyarakat dapat kembali bangkit dan melanjutkan usahanya.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(EH/AA)