Jakarta, suarapapuanews– Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memuji peran pemerintah yang sigap dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Apresiasi ini diharapkan dapat meningkatkan sinergitas Pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama memerangi Covid-19.
Pandemi telah berlangsung selama lebih dari 2 tahun. Selama pandemi, masyarakat sudah biasa mengenakan masker dan menaati protokol kesehatan, serta hidup lebih sehat dan bersih. Semua itu adalah aturan dari pemerintah yang dicanangkan dalam rangka menangani Corona di Indonesia.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengapresiasi Indonesia terkait dengan penanganan pandemi Covid-19. Abdulla Shahid, Presiden Majelis Umum PBB menyatakan bahwa penanganan pandemi menjadi komitmen Indonesia. Ini menjadi bukti komitmen kuat dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia nyang dipimpin Presiden Jokowi, dalam memerangi Corona dan mengembalikannya ke jalur pemulihan.
Dalam artian, pemerintah dinilai sukses dalam menangani Corona dan dampak-dampaknya. Buktinya, per 25 Mei 2022, jumlah pasien Covid-19 di Indonesia hanya 315 orang. Jumlahnya jauh lebih rendah jika dibandingkan tahun lalu yang bisa mencapai 10 kali lipatnya. Dalam kurun waktu 2 tahun Indonesia berhasil mengendalikan Corona sehingga jumlah pasiennya makin menurun.
Turunnya jumlah pasien Corona berkat kesigapan pemerintah dalam mencanangkan beberapa program. Pertama ketika diumumkan pandemi secara global, pemerintah mengumumkan peraturan stay at home karena virus masih bergentayangan. Ketika keadaan sudah relatif aman maka peraturan dilonggarkan dan masyarakat boleh beraktivitas dengan memakai masker.
Aktivitas di luar ruangan mulai diperbolehkan dengan syarat harus pakai masker dan menaati protokol kesehatan. Protokol yang awalnya hanya 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) akhirnya jadi 10M dengan menambah beberapa poin seperti, mengurangi mobilitas, mandi, mengganti baju, menjaga kebersihan lingkungan, dan lain sebagainya. Masyarakat pun menuruti aturan tersebut, sehingga mereka selamat dari ganasnya Corona.
Selain itu pemerintah menanggung biaya pasien-pasien Corona yang dirawat di Rumah Sakit, dengan catatan mereka punya kartu BPJS aktif. Sementara itu, bagi pasien dengan gejala ringan dipersilakan untuk isolasi di tempat khusus, dan diberi obat-obatan serta fasilitas tenaga kesehatan yang kompeten.
PBB juga memuji pemerintah Indonesia yang sigap dalam melakukan program vaksinasi nasional. Menurut Abdulla, amat tidak mudah untuk melaksanakan vaksinasi bagi negara dengan lebih dari 200 juta penduduk. Namun pemerintah Indonesia terbukti sukses dalam program vaksinasi nasional.
Saat ini cakupan vaksinasi di Indonesia sudah lebih dari 60%. Jumlah ini akan terus ditambah karena vaksinasi massal diadakan di seluruh Indonesia. Masyarakat bisa mendapatkan vaksin tidak hanya di Puskesmas atau Rumah Sakit, tetapi juga di Aula Universitas bahkan di dalam Mall. Vaksinasi terus digencarkan agar masyarakat makin mudah dalam mendapatkannya, dan masih digratiskan.
Untuk mempermudah akses vaksinasi maka diadakan vaksinasi door to door yang diinisiasi oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Vaksinasi door to door mendatangi langsung masyarakat ke perkampungan, perumahan, maupun sekolah-sekolah. Dengan begitu mereka akan divaksin tanpa keluar ongkos transportasi.
Vaksinasi memang digalakkan terus agar cakupannya meluas sehingga terbentuk kekebalan kelompok. Syarat untuk mendapatkannya adalah minimal 75% penduduk sudah divaksin 2 dosis. Ketika itu maka kondisi pandemi bersiap-siap akan berakhir dan berganti jadi endemi.
Masyarakat perlu bangga atas apresiasi PBB terhadap penanganan Covid-19 di Indonesia. Kendati demikian, semua pihak diharapkan tidak berpuas diri karena saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung dan kewaspadaan atas Corona perlu untuk terus ditingkatkan.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(MR/AA)