ayo buat website

Pancasila Vaksin Efektif Mencegah Radikalisme

Suara Papua - Sunday, 22 May 2022 - 19:22 WITA
Pancasila Vaksin Efektif Mencegah Radikalisme
 (Suara Papua)
Penulis
|
Editor

Jakarta, suarapapuanews– Pancasila merupakan vaksin efektif untuk mencegah radikalisme yang masih menjadi ancaman bagi keutuhan Indonesia. Dengan adanya penguatan ideologi Pancasila, maka penyebaran paham radikal dapat diminimalisasi.

Sudah sejak Indonesia meraih kemerdekaannya sendiri, seluruh pendiri Bangsa ini telah merumuskan sebuah ideologi yang memang sangatlah tepat bagi kondisi Tanah Air dengan segala keberagamannya. Ideologi tersebut adalah Pancasila yang mengandung lima poin utama di dalamnya dan secara garis besar tentu mengajarkan bagi seluruh masyarakat mengenai pentingnya hidup rukun dan berdampingan sesama warga negara.

Bambang Soesatyo selaku Ketua MPR RI memberikan sebuah perumpamaan bahwa seluruh masyarakat Indonesia harus sudah menjalani vaksinasi ideologi Pancasila tersebut. Dalam artian, seluruh masyarakat harus sudah meresapkan dan mengendapkan ideologi Pancasila jauh di dalam lubuk hatinya. Kegunaan Pancasila adalah supaya bisa menangkal seluruh ancaman dan potensi radikalisme serta terorisme.

Lebih lanjut, Ketua MPR RI tersebut menambahkan bahwa di jaman sekarang justru strategi yang paling tepat untuk bisa melawan gerakan-gerakan radikalisme dan juga terorisme yang memang sudah ditanamkan dalam pemikiran para pengikut aliran-aliran itu adalah dengan strategi yang berbasis ‘soft power’, yakni menggunakan ideologi tandingan. Maka dari itu Pancasila memang harus dipahami dan juga diterapkan oleh seluruh masyarakat jika tidak ingin gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme terus merajalela.

Pernyataan tersebut dibuat oleh Bambang Soesayto tatkala merespon banyaknya gerakan radikal dan berujung pada terorisme. Dirinya menegaskan bahwa upaya deradikalisasi saja tidaklah cukup untuk benar-benar bisa memberangus radikalisme. Efektivitasnya pasti akan terganggu apabila tidak disertai dengan penanaman nilai-nilai ideologi Pancasila yang kemungkinan besar memang merupakan akar dan sumber terjadinya paham radikal pada seseorang.

Bahkan Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia (MPR RI) sendiri telah memiliki semacam program yang dinamai dengan vaksinasi ideologi yang memiliki tujuan utama yakni supaya bisa membangun imunitas kebangsaan dan juga jati diri Bangsa Indonesia. Dasar dari adanya program vaksinasi ideologi tersebut adalah sesuai dengan semangat Tri Dharma Kosgoro 1957 yang di dalamnya terdiri atas beberapa poin yakni pengabdian, kerakyatan dan juga solidaritas. Poin-poin tersebut sangatlah penting untuk bisa dimiliki seluruh masyarakat.

Menurut Bambang, hanya dengan nilai-nilai seperti pengabdian, kerakyatan dan juga solidaritas ternyata mampu untuk membangkitkan komitmen kebangsaan. Komitmen kebangsaan sendiri merupakan pondasi yang harus dimiliki karena bahkan sejauh ini sebagaimana data laporan Indeks Terorisme Global, setidaknya pada tahun 2020 saja Indonesia masih berada pada peringkat ke-37 sebagai negara yang tergolong memiliki dampak medium terjadinya terorisme. Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat tidak bisa lengah begitu saja dan menganggap kalau ancaman radikalisme dan terorisme seolah sama sekali tidak ada.

Terlebih di jaman sekarang ketika arus informasi bisa didapatkan oleh siapapun dan bisa berasal dari manapun dengan sangat mudah, maka para kelompok teroris dan radikal seolah mampu untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk terus mendistribusikan paham mereka dan melakukan indoktrinasi. Sehingga tidak hanya melulu dengan cara konvensional saja indoktrinasi tersebut bisa terjadi.

Tentunya hal tersebut merupakan tantangan bersama seluruh masyarakat Indonesia dan bukanlah merupakan hal yang mudah untuk ditangani semudah membalik telapak tangan. Potensi adanya konflik juga akan pasti ada di Indonesia dengan negara yang memang memiliki tingkat keberagaman sangat tinggi. Maka sangat penting untuk memasukkan semua nilai-nilai Pancasila bisa meresap ke lubuk hati seluruh masyarakat.

 

)* Penulis adalah pegiat Literasi Palembang

(AH/AA)

 

Tinggalkan Komentar

Close Ads X
ayo buat website