Jakarta, suarapapuanews– Protokol kesehatan (Prokes) wajib ditaati walau kasus Corona menurun. Ketaatan terhadap Prokes diharapkan dapat menjaga tren positif pengendalian Covid-19, sehingga dapat mempercepat transisi pandemi ke endemi.
Tak terasa kita sudah menjalani masa pandemi selama lebih dari dua tahun. Selama ini keadaan berubah drastis dan banyak orang lebih menjaga kesehatan dan kebersihan diri, karena takut terkena Corona. Namun sayangnya saat ini mereka sudah lalai dan tidak memakai masker ketika bepergian, mungkin karena merasa aman ketika jumlah pasien Corona menurun.
Menurut data dari Tim Satgas Covid, per tanggal 11 mei 2022, jumlah pasien Corona hanya 400-an orang. Angka ini jauh berkurang jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Namun walau jumlah pasien mengalami penurunan, masyarakat tetap wajib taat protokol kesehatan agar tidak tertular Corona.
Dicky Budiman, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia menyatakan bahwa pandemi belum berakhir meski ada penurunan kasus Corona dan ada sejumlah pelonggaran kegiatan masyarakat. Namun Corona masih ada dan bahkan terus bermutasi.
Varian baru Corona, menurut Dicky Budiman, berisiko menyebabkan ledakan kasus baru. Terutama di daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya rendah, sehingga rawan menularkan kelompok Lansia (lanjut usia) dan anak-anak. Dalam artian, jangan sampai mereka jadi korban Corona gara-gara keluarganya tidak taat protokol kesehatan.
Klaster keluarga memang patut diwaspadai karena bisa jadi ayah atau ibu yang bekerja di luar, membawa droplet berisi virus Covid-19. Jika mereka tidak taat Prokes maka akan kena Corona gejala ringan dan menularkannya ke anak-anak di rumah. Ketika ini yang terjadi maka jumlah pasien Corona akan naik lagi.
Kita tentu tidak mau jumlah pasien Covid naik, bukan? Oleh karena itu tetaplah menaati protokol kesehatan, meski jumlah kasus Corona menurun drastis. Memakai masker bukan hanya karena lolos dari razia petugas, tetapi merupakan sebuah kesadaran karena tidak mau tertular Corona di luar sana.
Apalagi Corona varian Delta dan Omicron bisa menular lewat udara sehingga bahaya saat masyarakat tidak pakai masker di sebelah orang tanpa gejala (OTG). Banyak orang yang tidak tahu siapa saja di sekitarnya yang berstatus OTG. Jangan sampai kena Corona gara-gara bergaul erat dengan OTG dan melalaikan protokol kesehatan.
Selain pemakaian masker, patuhi juga poin lain dalam protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan air mengalir. Untuk pemilik toko atau tempat umum lain, selalu sediakan tempat mencuci tangan dengan sabun antiseptik (bukan dengan sabun cuci piring). Antisipasi Corona wajib dilakukan, selain dengan scan aplikasi peduli lindungi, juga dengan menyediakan tempat cuci tangan yang representatif.
Masyarakat juga wajib untuk menaati protokol kesehatan seperti menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Jika ada undangan pesta pernikahan maka datang saja lalu pulang cepat-cepat, untuk menghindari kerumunan. Tuan rumah menyediakan makanan dalam kotak untuk dikonsumsi tamu undangan di rumah, bukan di dalam gedung.
Sementara itu, pengurangan mobilitas dilakukan dengan mengurangi keluar rumah, kecuali jika ada kegiatan penting seperti bekerja dan sekolah. Untuk berbelanja bisa via online dan saat ini masyarakat dimudahkan dengan jasa kurir yang bisa mengantar dan membelikan barang apa saja yang ada di dalam kota.
Masyarakat diimbau untuk tetap taat protokol kesehatan walau kasus Corona menurun drastis. Prokes wajib dijaga karena pandemi belum selesai. Tetaplah pakai masker dan menaati Prokes lain agar selamat dari bahaya Corona.
)* Penulis adalah kontributor pertiwi Institute
(EA/AA)