Jakarta, suarapapuanews– Mayday alias hari buruh akan diperingati tanggal 14 Mei 2022 wajib dilakukan secara damai dan tertib. Kewajiban tersebut harus dapat terpenuhi karena demonstrasi rentan disusupi provokator yang memicu aksi anarkis.
Elemen buruh terlihat berambisi merayakan Mayday pada 14 Mei 2022, meskipun sebenarnya hari perayaan buruh internasional telah lewat. Pada perayaan 14 Mei 2022, kelompok buruh berencana melakukan demonstrasi dan menyuarakan berbagai tuntutan.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyatakan bahwa peringatan Mayday akan dilakukan di depan gedung DPR RI. Kemudian akan diadakan deklarasi buruh di Jakarta International Stadium meskipun hingga saat ini belum berizin. Ada 11 tuntutan buruh, mulai dari menolak kenaikan PPN, menolak kenaikan harga sembako, menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja, dan lain sebagainya.
Masyarakat heran karena para buruh ngotot untuk berdemo padahal masih masa pandemi. Jika memang acaranya untuk memperingati Mayday, bukankah bisa diadakan aksi damai? Tidak usah mengundang massa yang juga berpotensi mengundang penularan Corona. Saat ini kurva pasien memang sedang menurun tetapi bukan jadi pembenaran untuk membuat acara keramaian seperti demo massal.
Seharusnya para buruh wajib belajar dari pengalaman demo-demo sebelumnya, yang membuat klaster Corona baru dan ketika dites acak, ada banyak pengunjuk rasa yang ternyata positif Covid-19. Kemudian, demo apapun saat pandemi juga tidak akan pernah dapat izin dari kepolisian. Mereka wajib mengingatnya dan mematuhinya.
Peringatan Mayday memang wajib diadakan secara damai karena jika turun ke jalan, buruh malah membuat masyarakat terganggu. Mereka membuat kemacetan dan membuang waktu banyak orang. Bukankah waktu adalah uang? Jangan sampai ambisi untuk memperingati hari buruh malah merugikan orang lain, misalnya ke supir ambulans yang terjebak kemacetan dan berpotensi menghambat pasiennya sampai ke Rumah Sakit.
Unjuk rasa dalam rangka Mayday juga wajib diwaspadai karena bisa saja dihadiri oleh Anarko. Mereka sengaja masuk ke arena demo, mumpung keadaan ramai dan tidak diketahui mana buruh mana Anarko. Jika ada Anarko maka bahayanya adalah kelakuan minus mereka yang merusak fasilitas umum, bahkan ada yang nekat mencuri. Jika fasilitas umum rusak maka kerugiannya bisa jutaan rupiah, apakah buruh mau ganti rugi?
Selain itu, waspada pula kelompok yang memanfaatkan demo buruh dan jadi provokator. Mereka ikut-ikutan berunjuk rasa tetapi malah membelokkan tujuan demo. Walau awanya diklaim demi kesejahteraan buruh dan rakyat tetapi kelompok itu memanas-manasi untuk menghina pemerintah. Mereka sengaja mengangkat isu politik untuk kepentingannya sendiri.
Jangan sampai ada provokator yang merusuhi demo buruh tanggal 14 Mei 2022 nanti karena akan jadi kacau-balau. Demo bisa berubah jadi kerusuhan dan kebakaran, dan terjadi tragedi dan ditakutkan akan seperti tahun 1998 lalu ketika ada unjuk rasa besar-besaran. Para buruh wajib lebih teliti karena di suasana ramai seperti demo, tidak ada bedanya antara buruh, Anarko, dan provokator.
Mayday seharusnya diadakan secara damai, misalnya dengan bakti sosial, pembagian sembako, dan lain sebagainya. Jangan malah demo besar-besaran karena akan merugikan banyak orang dan mengundang kemacetan. Ingat juga akan bahaya Corona yang mengintai.
Unjuk rasa dalam memperingati Mayday sebaiknya dibatalkan karena bisa dibonceng oleh Anarko dan provokator yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Elemen buruh diharapkan dapat bersikap bijak dan tidak terpengaruh provokasi elite buruh yang hanya mencari popularitas.
)* Penulis adalah kontributor Forum Pegiat Nusa Bangsa
(SH/AA)