Jakarta, suarapapuanews– Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan digelar pada November 2022 mendatang. Momentum tersebut merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menunjukkan keunggulannya, khususnya dalam hal penanganan pandemi Covid-19.
Indonesia memiliki momentum terbaik untuk menunjukkan keunggulannya di mata negara-negara lainnya. Bagaimana tidak, pasalnya Indonesia diberikan kepercayaan menjadi negara pemimpin atau presidensi dalam pertemuan Internasional tersebut. Apalagi belakangan setelah dua tahun terakhir berkutat dengan adanya pandemi Covid-19, saatnya Indonesia menunjukkan taji dan memperlihatkan pula bagaimana keberhasilan menangani pandemi.
Bahkan di tengah berbagai negara yang masih sulit untuk bertahan dari pandemi, menjadi tantangan terbesar justru bagaimana caranya negara-negara tersebut mampu untuk bangkit pasca pandemi dan menggerakkan kembali roda perekonomian. Dalam kesempatan itu, Pemerintah mampu membuktikan dirinya menjadi pemimpin yang berhasil, utamanya dalam menggerakkan kembali roda perekonomian pasca pandemi di Indonesia.
Secara eksplisit hal tersebut dikatakan langsung oleh Menteri Parekraf Sandiaga Uno di dalam sidang PBB ketika di New York. Baginya, menjadi momentum terbaik untuk bangsa adalah ketika menjadi presidensi G20 dapat digunakan untuk menunjukkan bagaimana keberhasilan Indonesia, termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19. Bahkan tidak hanya sekedar menjadi presidensi saja, namun Indonesia juga akan menjadi tuan rumah dalam perayaan Hari Pariwisata Dunia. Oleh sebab itu, sosialisasi perlu terus digemakan mengingat acara tersebut memiliki banyak kontribusi positif, khususnya terhadap pemulihan ekonomi.
Sejauh ini, persiapan KTT G20 telah dipersiapkan oleh Pemerintah, khususnya melalui Kemenparekraf yang konsisten membangkitkan roda perekonomian. Percepatan pemulihan ekonomi memang sangat diperlukan demi segera beralih dari krisis setelah pandemi. Tatanan ekonomi baru dan penciptaan lapangan pekerjaan serta peluang usaha, terus digencarkan Pemerintah. Seluruhnya demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Tidak hanya Sandiaga Uno, namun Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Suminto, menyatakan bahwa KTT G20 tersebut sangat bermanfaat. Efek positif tersebut terutama dalam bidang leadership atau kepemimpinan di tingkat global. Selain itu tentunya citra positif tanah air pasti akan membaik di mata dunia serta tingkat kepercayaan diri negara Indonesia pasti akan meningkat pula.
Disamping keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 hal lain yang mampu ditunjukkan di mata dunia adalah bagaimana progres pembangunan negara Indonesia. Tentu juga hal ini pasti mampu untuk menarik datangnya investasi dari berbagai pihak. Dengan tema besar yang dibawa oleh Indonesia dalam forum G20 tersebut, yakni “Recover Stronger, Recover Together “, jelas sekali bahwa tujuan utama atau visi dan misi besar dari adanya forum tersebut adalah bagaimana caranya seluruh negara dalam G20 bisa untuk mencapai kebangkitan secara bersama-sama dan mampu untuk menjadi lebih kuat setelah pandemi.
Setidaknya terdapat tiga pilar utama yang akan dibawa oleh Indonesia dalam forum tersebut, yakni yang pertama adalah membangun produktivitas perekonomian, kemudian yang kedua adalah setelah produktivitas ekonomi tersebut bangkit. Namun demikian, hal tersebut bergantung cara meningkatkan stabilitas ekonomi dan keuangan karena memang perekonomian tersebut harus terus dipikirkan secara jangka panjang dan bukannya hanya sekedar bangkit secara momentual belaka. Pilar ketiga adalah sebagaimana hal ke depan yang ingin diimpikan, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Tentu bukan hanya melulu sekadar di bidang ekonomi semata, namun secara strategi politis tentu akan menguntungkan bagi Indonesia termasuk di bidang kesehatan, yakni dengan tujuan Indonesia yang bisa meningkatkan kesetaraan vaksinasi untuk seluruh negara, yang mana ternyata beberapa negara masih belum memiliki akses vaksin yang menyeluruh bagi seluruh penduduknya.
KTT G20 bukan saja menunjukkan keunggulan pembangunan Indonesia, namun juga kepiawaian Indonesia dalam memimpin forum internasional. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan penuh masyarakat atas penyelenggaraan forum tersebut agar dapat berjalan aman dan lancar.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers
(SA/AA)