Jakarta, suarapapuanews– Salah satu esensi puasa adalah peningkatan solidaritas dan empati, utamanya antar sesama anak bangsa. Oleh sebab itu, Ramadhan menjadi momentum tepat untuk meningkatkan semangat persatuan di tengah kemajemukan Indonesia.
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki banyak sekali keberagaman di dalamnya, mulai dari bahasa, suku, ras, golongan hingga agama. Bahkan sudah sejak dulu sekali keberagaman ini sudah ada dan melekat, menjadi salah satu ciri khas bangsa kita. Maka dari itu para pendiri bangsa memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang ingin mengajak agar semua masyarakat mampu untuk tetap bersatu di tengah perbedaan yang mereka miliki.
Alangkah indahnya apabila seluruh masyarakat dapat saling menjaga keberagaman dalam semangat persatuan atau harmoni. Terutama di bulan suci Ramadhan seperti sekarang ini, yang mana menjadi salah satu momentum paling tepat bagi kita untuk terus meningkatkan persatuan antar masyarakat. Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang merusak keharmonisan tersebut dengan alasan apapun.
Sebagaimana makna penting yang terkandung dalam bulan Ramadhan sendiri, menurut H Muharram marzuki selaku Sekretaris Badan Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Latihan (Sesbalitbangdiklat) Kementerian Agama bahwa pencegahan atau menahan diri terhadap apapun hal yang buruk merupakan makna yang terkandung di dalam bulan suci ini.
Satu hal yang perlu digarisbawahi dalam konteks keberagaman dalam warga negara adalah kita harus mampu untuk menahan diri dari hal-hal yang dapat mengancam atau merusak harmonisasi sosial yang sudah ada dan menjadi cita-cita luhur para pendiri bangsa. Maka dari itu, khususnya bagi kaum Muslim sendiri, Ramadhan adalah momentum yang sangatlah tepat untuk bisa mendisiplinkan diri sendiri.
Sebagai umat beragama, maka tuntutan kita bukan hanya sekedar perilaku baik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan belaka, namun kita juga dituntut untuk bisa menjaga keharmonisan antar sesama manusia, menjadi pribadi yang lebih santun, toleran serta mampu untuk menjaga perdamaian antar sesama umat. Serta juga hubungan baik harus kita ciptakan kepada lingkungan sekitar kita.
Sehingga dengan demikian, kita mampu untuk menjadi pribadi yang utuh, yang dapat menjaga keselarasan antara hubungan vertikal dengan Tuhan serta hubungan horizontal yang meliputi antar sesama manusia dengan lingkungan. Jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti tindakan intoleransi apalagi sampai pada tindak kekerasan. Maka dari itu pencegahan diri dan pendisiplinan pada diri sendiri di bulan Ramadhan ini menjadi sangatlah penting untuk dilakukan.
Bukan hanya melulu perbuatan baik dalam konteks menjaga kerukunan persaudaraan sesama Muslim saja, namun kita juga harus bisa untuk menjalin hubungan baik dalam sebuah harmoni sosial kepada mereka yang berbeda agama sekalipun. Sangat penting untuk tercipta yang namanya ketentraman serta kedamaian di tengah-tengah masyarakat yang memiliki keberagaman sangat besar seperti indonesia ini.
Beberapa diantara masyarakat mungkin masih menganggap rancu pengertian mengenai toleransi antar sesama umat beragama. Sebagian menganggap bahwa seolah kita harus menggadaikan akidah dan juga keimanan kita, sehingga hal tersebut menjadikan alasan mereka untuk tidak bisa hidup saling bertoleransi dengan kawan-kawan yang berbeda agama. Padahal pendapat tersebut jelas merupakan pendapat yang salah besar.
Toleransi yang dimaksud disini adalah murni dalam hubungan sosial antar sesama manusia dan juga antar sesama warga negara saja. Dengan demikian, toleransi hendaknya dapat dengan mudah dipraktikan agar sesama warga dapat saling hidup rukun berdampingan hingga saling membantu apabila ada orang lain yang mendapatkan kesusahan tanpa perlu memandang apa latar belakang mereka.
Alangkah baiknya hidup di dalam sebuah harmoni sosial yang bisa terus terjaga di tengah negara yang memiliki kemajemukan luar biasa seperti Indonesia. Mari kita terus upayakan terjadinya harmoni sosial yang jauh lebih baik, dan bulan Ramadhan ini adalah momentum terbaik untuk saling berbenah guna meningkatkan persatuan bangsa dalam bingkai NKRI.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers
(AK/AA)