Jakarta, suarapapuanews– Antusiasme masyarakat untuk mengikuti mudik Lebaran 2022 cukup tinggi, sehingga diprediksi akan menimbulkan kemacetan panjang. Kemenhub pun mengimbau para pemudik untuk melakukan perjalanan lebih awal supaya terhindar dari puncak arus mudik.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan sebuah solusi untuk seluruh masyarakat Indonesia yang hendak melakukan mudik namun takut tertimpa kemacetan yang luar biasa. Dikatakan olehnya bahwa masyarakat bisa memilih untuk melakukan mudik jauh lebih awal dan tidak mendekati hari Lebaran supaya mampu untuk terhindar dari penumpukan arus kendaraan. Tentunya kekhawatiran yang dimiliki oleh Menteri Budi ini bukanlah tanpa alasan. Sebab pada tahun 2022 ini, data menunjukkan bahwa angka pemudik akan meningkat hingga 40 persen sejak tahun 2019 silam.
Dikatakan oleh Dwimawan Heru selaku Corporate Communication & Communication Development Group Head PT Jasamarga bahwa akan ada sekitar 85 juta orang yang melakukan mudik Lebaran pada tahun ini. Lebih lanjut, dari data tersebut sekitar 45 persen diantaranya merupakan para pelaku perjalanan darat dengan perkiraan jumlah kendaraan bisa mencapai sekitar 2,6 juta.
Maka dari itu dengan adanya prediksi bahwa para pemudik akan membludak pada Hari Raya Idul Fitri tahun 2022 ini, Presiden langsung memerintahkan jajaran Kemenhub bekerja sama dengan Kakorlantas Polri untuk melakukan simulasi dan melakukan segala persiapan dengan detil menjelang arus mudik.
Simulasi yang diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo tersebut langsung ditanggapi dan dilaksanakan oleh Kemenhub bersama Kakorlantas Polri. Keduanya segera membuat berbagai macam simulasi seperti aturan ganjil genap, one way dan sebagainya. Setidaknya dengan diberlakukannya ganjil-genap, maka Menhub berharap mampu untuk menguraikan kemacetan yang ada.
Untuk itu ditekankan sekali lagi oleh Menteri Budi bahwa masyarakat sendiri harus memiliki kesadaran untuk segera melakukan mudik dalam waktu yang lebih awal sebelum hari Lebaran datang. Karena apabila semua masyarakat melakukan mudik pada waktu yang bersamaan, sesuai dengan data prediksi bahwa arus mudik akan melonjak, tentu kemacetan luar biasa akan terjadi.
Khususnya hal tersebut tentu akan menimpa mereka yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadinya ketika melakukan perjalanan mudik mendatang. Hampir bisa dipastikan ruas titik jalan tol tertentu pasti akan mengalami kemacetan sangat parah. Prediksi puncak arus mudik yang dimiliki oleh Pemerintah adalah setidaknya akan terjadi sejak H-3 Lebaran atau pada tanggal 29 April 2022 nanti.
Bahkan disampaikan olehnya bahwa yang biasanya kita mampu menuju ke Semarang dalam waktu sekitar 6 hingga 7 jam, ketika terjadi kemacetan di Hari Raya nanti bukan tidak mungkin akan menjadi dua kali lipat waktu tempuh awal. Tidak bisa dipungkiri pula bahwa memang para pelaku perjalanan di darat merupakan yang paling kompleks untuk ditangani. Terlebih beberapa titik seperti Palimanan dan juga Semarang yang menjadi tantangan untuk seluruh pihak yang bertugas nanti.
Demi bisa mengantisipasi adanya kemacetan tersebut, hal lain yang telah diupayakan oleh Kemenhub adalah langsung berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah supaya mampu menertibkan pasar tradisional yang letaknya tepat berada di sisi jalur utama Pantura. Tentunya apabila masih terdapat aktivitas pasar tradisional tersebut, kemungkinan terjadi kemacetan akan semakin tinggi.
Kemacetan saat musim mudik Lebaran 2022 menjadi hal yang pasti terjadi meskipun Pemerintah telah melaksanakan sistem pencegahan berlapis untuk mengurai penumpukan pemudik di jalan. Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran masyarakat untuk dapat mudik lebih awal sebagai solusi terhindar dari kemacetan parah, khususnya saat puncak arus mudik.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Insititute
(SA/AA)