Jakarta, suarapapuanews– Radikalisme diyakini masih menjadi ancaman bangsa di era digital. Oleh sebab itu, diperlukan penanaman nilai-nilai Pancasila yang efektif membendung radikalisme.
Sejak awal berdiri, Indonesia sudah berdasar pada UUD 1945 dan Pancasila. Keduanya tidak bisa diganti dengan apapun dan tidak bisa diganggu-gugat karena merupakan dasar negara. Namun sayang sekali demokrasi yang berlandaskan Pancasila akan digeser oleh khilafah, dan rencana jahat ini diotaki oleh kelompok radikal.
Pemerintah dengan serius memberantas radikalisme agar negeri ini terhindar dari kehancuran. Bayangkan jika kelompok radikal yang memegang tampuk pemerintahan, maka Indonesia bisa jadi negeri yang mengerikan seperti di Afghanistan. Lagipula radikalisme tidak sesuai dengan demokrasi, karena kelompok radikal selalu memaksakan pendapat dan memakai jalan kekerasan.
Syaifullah Tamliha, anggota komisi I DPR RI menyatakan bahwa masyarakat Indonesia perlu memiliki pandangan tentang kebhinekaan secara tepat agar tidak terpapar radikalisme yang cenderung menyerang dan tidak menghargai keberagaman. Keberagaman yang ada di tanah air seperti suku, agama, ras, budaya, bahasa, dan warna kulit merupakan keniscayaan yang harus dijaga.
Dalam artian, keberagaman akan dijaga ketika semua orang memahami nilai-nilai Pancasila. Penyebabnya karena dalam Pancasila terdapat sila keadilan sosial dan persatuan Indonesia yang akan membuat negeri ini makin solid. Sehingga jika semuanya kompak maka tidak akan terpengaruh oleh kelompok radikal.
Penanaman nilai Pancasila memang penting karena seluruh WNI seharusnya sejak dini paham akan keberagaman sehingga saling toleransi. Jika semua mampu menenggang rasa maka akan hidup damai dan kompak. Dengan begitu maka ketika ada anggota kelompok radikal yang datang maka ia tidak akan mau direkrut, karena paham bahwa kelompok radikal selalu memaksakan kehendak dan tidak menghargai perbedaan.
Cara untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila bisa dimulai dari keluarga terdekat. Orang tua bisa mengajarkan ke anak-anaknya sedari kecil bahwa kita hidup di Indonesia yang memiliki berbagai suku bangsa dan bahasa. Dengan adanya perbedaan maka tak perlu dipertentangkan, melainkan bisa berkolaborasi sehingga muncul suatu kombinasi budaya yang indah.
Dengan mengenal suku dan budaya lain maka pengetahuan anak-anak akan bertambah dan mereka akan tumbuh di lingkungan yang pluralis serta tidak monoton. Mereka paham bahwa perbedaan itu indah dan tidak usah dicara mana yang paling bagus, karena sama baiknya.
Jika anak-anak sejak awal paham bahwa ada banyak perbedaan di Indonesia tetapi disatukan dalam Bhinneka Tunggal Ika maka mereka akan menjauhi kelompok radikal. Pendidikan sejak awal dan dari rumah ini penting karena kelompok radikal sudah beredar di dunia maya. Sehingga ketika anak-anak tahu bahaya radikalisme dan memahami nilai Pancasila, mereka tidak akan mudah kena bujukan dari kelompok radikal.
Selain itu, penanaman nilai Pancasila juga diadakan di sekolah. Bisa di pelajaran sejarah, agama, dan juga pada amanat pembina upacara. Murid-murid akan paham bahwa radikalisme itu salah karena kelompok radikal dan teroris melakukan pengeboman. Sedangkan saat siswa memahami nilai Pancasila, maka akan semakin mencintai negaranya serta memiliki rasa toleransi yang tinggi.
Penanaman nilai Pancasila amat penting karena bisa membendung arus radikalisme. Jika semuanya memahami butir-butir Pancasila maka akan jadi insan yang toleran dan tidak memaksakan kehendak. Merekapun tidak akan terjebak oleh radikalisme karena paham bahwa paham itu berbahaya dan intoleran, serta sering memaksakaan kehendak. Radikalisme salah karena bisa menghancurkan negeri ini.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers
(AS/AA)